Perkembangan Teknologi Generasi Lampu LED

Perkembangan Teknologi Generasi Lampu LED, Saat ini kadang Enggak Sadar dengan lampu listrik  penerangan yang ada di sekitar kita, kadang dianggap udah baku, standar, harus ada dan lain-lain. Kadang kalo listrik penerangan padam sehingga kita tidak bisa beraktifitas-
maksimal, paling menyalahkan PLN. Padahal keberadaan listrik saat ini sangat vital, mulai ngecas HP/BB/Laptop kita, menjalankan pabrik dan hampir seluruh sendi kehidupan kita.Kadang bisa jadi beban gardu listrik disekitar kita overload atau apapun kita jarang peduli...sekali lagi kita menyalahkan institusi. Tapi kita sedang membahas tentang itu cuma sekedar info tentang tekhnologi lampu.

Sejak Desember 1879, Thomas Alfa Edison dengan gemilang menciptakan lampu pijar komersial pertama,  yang merubah dunia, karena memungkinkan dunia “terang” di malam hari. Teknologi lampu memang terus berkembang seperti lampu pendar/fluorecent (lampu neon) yang sangat umum digunakan saat ini.
Kemudian setelah perkembangan teknologi semikonduktor mulai dikenali kalangan luas, ditemukan pula benda lainnya yang dapat menyala ketika dialiri arus listrik, yang sampai saat ini dikenal dengan LED (Light Emitting Diode).
Di dunia elektronika LED banyak sekali digunakan untuk lampu indikator seperti pada Personal Computer , seven segment display, lampu flip-flop dsb.
Lalu, LED yang biasanya bisa menyala dengan tegangan DC kisaran 5V, mungkinkah suatu saat nanti menggantikan lampu  yang legendaris lebih dari satu abad? Kasih tau nggak yaa......

Secara prinsip, LED dapat menyala, ketika arus listrik dc mengalir melalui P/N junction pada material semikonductor, aliran electron bertemu hole dan terjadilah rekombinasi antara muatan positif (hole) dan negatif (elektron), dan pada saat itu dilepaskanlah energi cahaya ketika photon terbentuk. Warna dari cahaya yang terpancar bergantung pada level energy photon yang ditentukan dengan energy gap dari material semikonduktor.

Guna menghasilkan luminasi cahaya yang terang dari sebuah LED, tentu diperlukan energi yang cukup besar. diperkirakan teknologi lampu LED dengan daya sekitar 100 Watt mampu menghasilkan cahaya 10.000 lumens. Teknologi semikonduktor power device berperan sangat penting pada power LED dengan iluminasi tinggi. Secara teknologi LED memerlukan tegangan dc untuk menyalakannya, sehingga lampu berbasis LED jika ingin diimplementasikan langsung pada tegangan 220V di rumah-rumah, akan diperlukan trafo dan penyearah tegangan supaya mendapatkan tegangan DC yang sesuai.

Dari segi pengontrolan iluminasi lampu berbasis LED juga lebih mudah dikendalikan, misalkan dengan PWM (Pulse Widht Modulation), pengaturan lebar pulsa, akan mempengaruhi terang redupnya lampu.

Secara Ekonomi
Lampu berbasis LED saat ini masih memerlukan ongkos produksi yang cukup tinggi sehingga dari segi harga masih belum kompetitif dibandingkan dengan bola lampu pada umumnya. Namun dari segi lifetime, lampu LED menawarkan lifetime yang lebih panjang. Berikut perbandingan secara ekonomis dan efficacy antara lampu LED dengan lampu jenis lainnya

Teknologi LED.
Sobat pernah menggunakan  TV LCD, LED? yang katanya lebih mahal dari TV LCD konvensional?
Pada awalnya mendengar teknologi TV LED, banyak orang elektronika yang tersenyum aneh. LED yang selama ini buat lampu indikator untuk TV?
Tetapi demikianlah memang teknologi tersebut diimplementasikan. Kalau dulu TV dikenal dengan teknologi CRT dengan senapan elektron dari kombinasi 3 warna RGB (Red Green Blue), lalu berkembang dengan teknologi LCD dan  cold cathode flourescent (CCFL) sebagai backlighting, kini TV LED siap merajai pasar televisi dunia.
Pada prinsipnya di setiap pixel TV akan diatur penyalaan warna LED dari kombinasi LED warna merah, hijau dan biru untuk menghasilkan image yang diinginkan. Dari segi konsumsi daya teknologi LED TV juga lebih hemat, dan dari segi dimensi, LED TV memungkinkan produksi TV yang lebih tipis.

Perkembangan teknologi lain yang berkembang adalah power LED, merupakan LED device yang beroperasi pada tegangan tinggi. Misalkan seperti LED untuk mengganti lampu halogen, spot light, atau flash light pada kamera DSLR. Sedangkan untuk variasi warna cahaya, seperti pada prinsip TV LED bisa dihasilkan dari kombinasi RGB LED, atau metode lain adalah dengan eksitasi Phospor dari LED biru atau LED UV. Untuk power LED material silicon yang umum digunakan untuk LED indikator digantikan dengan material lain, biasanya compound material semikonduktor, seperti Silicon Carbide (SiC), Gallium Arsenic (GaAs), Gallium Nitride (GaN), Gallium Indium Nitride (GaInN), dsb. Riset di bidang compound semikonduktor ini masih terus berkembang.

Go Green
Saat ini dinegara maju sangat peka dengan isu lingkungan. LED yang diproduksi dengan solid state semikonduktor, dipercaya lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan lampu fluorecent yang mengandung merkuri di dalamnya. Di samping itu efficacy (iluminsai/daya) yang cukup tinggi bila diasumsikan di seluruh dunia jutaan lampu digantikan dengan lampu LED untuk memberikan penerangan yang sama, maka penghematan energy untuk  penerangan bisa berkurang sangat signifikan.

Di Amerika Serikat, pemerintah menstimulus RnD solid state light dengan Bright Tomorrow Lighting Prize, dimana akan diberikan apresiasi kepada pihak yang dapat menghasilkan LED lights dengan kualitas yang baik dan efficacy yang tinggi dengan tujuan untuk menggantikan lampu konvensional pada umumnya. Seperti gayung bersambut, pada bulan Agustus 2011 philips mampu menghasilkan solid state lights dengan efficacy 93.4 lumen/Watt. 

Terobosan perusahaan-perusahaan lampu yang sudah mapan seperti Philips, OSRAM  yang mulai beralih ke solid state lights, mengindikasikan bahwa tren teknologi semikonduktor tidak hanya akan menggantikan teknologi circuit saja namun juga teknologi pencahayaan, TV, display, dsb.
Nah sekarang lampu yang sering digunakan Sobat merk apa terserah tapi yang terpenting adalah teknologi LED. Cukup Sekian Semoga Bermanfaat.

Komentar