Cara Mempelajari Feng Shui

Anda pasti akan kaget bukan kepalang kalau ada yang mengatakan belajar matematika adalah mubazir! Kita tak perlu kaget atau perlu membuat perhitungan dengan yang membuat argumentasi demikian. Soalnya yang punya keberanian ngomong begini pasti kuat pula alasannya. 

Stephen Wolfram dialah orangnya! Pada usia 15 tahun telah menulis di journal ilmiah dan oleh berbagai ilmuwan diprediksi bakal mengatasi kebesaran Newton, Charles Darwin dan Albert Einstein. Melalui bukunya A New Kind of Science setebal 1200 halaman dia menyampaikan kalau kompleksitas kosmos, kecerdasan dan kehidupan lebih mudah dipahami dengan algoritma.

Algoritma berbicara tentang seperangkat "rule" yang menjadi dasar keputusan atau tingkah laku manusia. Pedagang di pasar tradisional misalnya, meskipun tidak mengenal kata "algoritma" memiliki unwritten rule yang sangat membantu operasionalisasi toko mereka, seperti pindahkan uang ke laci terkunci jika pendapatan telah mencapai Rp. 100.000. Kalau dia tidak datang maka saya akan…. Seperti contoh-contoh tadi, kehidupan dalam pandangan Wolfram lebih banyak digerakkan oleh algoritma daripada matematika, oleh karena itu konstruksi pengetahuan berbasis matematika adalah mubazir.

Hanya waktu yang akan mengetest kebenaran absolute pemikiran Wolfram ini. Bagi kita tentunya tidak perlu menunggu sampai semuanya tersingkap. Secara intuisi yang penting kita tahu: matematika bukanlah segalanya. Sama seperti intuisi demikian, dalam fengshuipun begitu, tidak ada sebuah metode yang paling efektif atau mengandung kebenaran multak. Sayangnya masih banyak memiliki pandangan yang sebaliknya.

Oleh karena itu, mempelajari fengshui harus seperti anak-anak, yang terbuka terhadap semua pemikiran dan keep asking. Jika tidak bakal tertipu oleh metoda itu sendiri. Digabung dengan sulitnya mendapat penjelasan yang "masuk akal" beberapa orang malah melihat metode adalah kebenaran absolut. Padahal realitasnya setiap metode fengshui memiliki kelebihan sekaligus keterbatasan.

Sikap yang kaku, rigid atau mendewakan metode biasanya berawal dari motivasi. Jika motivasinya semata-mata untuk praktek maka menghafal metode adalah yang paling penting. Pada kelompok inilah yang lebih sering mendewakan metode daripada menemukan the truth within. Motivasi yang berbeda diperlukan karena sikap mendewakan metode akan menimbulkan halangan besar dalam pengembangan pengetahuan fengshui selanjutnya.

Motivasi keilmuan paling di anjurkan karena dengan motivasi demikian akan menjadi lebih terbuka dengan pemikiran alternative dan mudah bereksperiment dengan konsep-konsep lain diluar fengshui serta tidak mudah terjebak oleh berbagai macam klaim Dengan kerangka berpikir demikian tokoh fengshui sekaliber Grand Master Yap Cheng Hai adalah teladan yang patut ditiru. Meskipun usianya sudah sepuh (70-an) Beliau masih menunjukkan minat belajar yang besar. Dari seminar sehari metode mengingat cepat sampai berguru pada Pendeta Tao di Taiwan masih beliau lakukan.

Dengan sikap ini seorang pelajar fengshui dapat memahami dinamika fengshui dan memberi kontribusi positif kepada masyarakat. Paling minimal dengan sikap demikian dia memahami mengapa pada suatu ketika fengshui dapat dikatakan ilmu sementara dilain waktu dapat dikatakan art. Mengerti dua sisi fengshui ini akan membuat dia seperti penjelajah yang dibekali dengan amulet dapat terhindar dari jebakan sikap takut karena ketidaktahuan atau berani karena terbius permitosan fengshui.  Sumber : Akino W. Azzaro