Analisa Arus AC Pada Induktor perlu dipelajari karena induktor akan memberikan karakteristik khusus apabila dilewati arus AC. Pada saat sebuah induktor dialiri arus bolak-balik (AC), maka pada induktor tersebut akan timbul reaktansi induktif resistansi semu atau disebut
juga dengan istilah reaktansi induktansi dengan notasi XL. Besarnya nilai reaktansi induktif tergantung dari besarnya nilai induktansi induktor L (Henry) dan frekuensi (Hz) arus bolak-balik (AC). Gambar berikut memperlihatkan hubungan antara reaktansi induktif terhadap frekuensi arus bolak-balik.
Besarnya reaktansi induktif berbanding langsung dengan perubahan frekuensi dan nilai induktansi induktor, semakin besar frekuensi arus bolak-balik dan semakin besar nilai induktor, maka semakin besar nilai reaktansi induktif XL pada induktor sebaliknya semakin kecil frekuensi arus bolak-balik dan semakin kecil nilai dari induktansinya, maka semakin kecil nilai reaktansi induktif XL pada induktor tersebut.Hubungan ini dapat ditulis seperti persamaan berikut,
dimana: XL = reaktansi induktif (resistansi semu) induktor dalam (Ω) f = frekuensi arus bolak-balik dalam (Hz) L = nilai induktansi induktor (Farad) Contoh: Pada rangkaian arus bolak-balik mempunyai reaktansi induktif (resistansi semu) sebesar 2,5 kΩ pada frekuensi 1000 Hz. Tentukan besarnya induktansi dari induktor tersebut.
Penyelesaian:
dimana: XL = reaktansi induktif (resistansi semu) induktor dalam (Ω) f = frekuensi arus bolak-balik dalam (Hz) L = nilai induktansi induktor (Farad) Contoh: Pada rangkaian arus bolak-balik mempunyai reaktansi induktif (resistansi semu) sebesar 2,5 kΩ pada frekuensi 1000 Hz. Tentukan besarnya induktansi dari induktor tersebut.
Penyelesaian:
Perbedaan sudut fasa antara arus (i) dan tegangan (v) pada induktor sebesar 900 berada pada kuadran 1 (tegangan mendahului 900 terhadap arus). Gambar dibawah memperlihatkan hubungan arus-tegangan bolak-balik pada induktor, dimana arus pada saat t0 tertinggal 900 terhadap tegangan.
Komentar
Posting Komentar