Ikhlas | True Story

Apasih ikhlas itu, sering kali kita keluarkan dari mulut kita kata kata ikhlas, sering kali pula kita dengar kata kata ikhlas di telinga kita. seolah olah ikhlas itu sebuah kalimat tanpa makna. bicara ikhlas
tapi hatinya masih berat, masih nggrundel. dan sepertinya kata ikhlas itu ringan untuk diucapkan.

padahal ikhlas itu menurut surat Al Ikhlas [1-4] menjelaskan tentang keesaan allah swt. dan ikhlas itu sendiri dalam kehidupan kita adalah penjelasan tentang segala tingkah laku dan perbuatan kita yang sepenuhnya tergantung kepada keesaan allah swt. manusia boleh berencana tetapi allah yang menentukan.

berikut kisahnya: 
tahun kemaren kaka saya berangkat haji ke tanah suci, disana beliau menemukan sebuah HP (Hand Phone) yang masih lumayan bagus. karena kaka saya kurang ngerti masalah HP dan kebetulan lowbat, maka disimpanlah hp itu sampai pulang ke tanah air, ke kota Sukabumi. setelah tiba dirumah dan acara bongkar bongkar barang bawaan beliau baru ingat ada Hp milik orang yang ditemukan. dan kaka saya berpesan pada saya, dik tolong kembalikan hp ini pada pemiliknya, bila tidak ketemu, jual aja dan uangnya bagikan pada fakir miskin. karena waktu menemukan hp tsb, kaka tidak tau harus diserahkan pada siapa, dikembalikan kemana dan milik siapa. karena menemukannya di tanah suci (arab), pikiran kami pun muter, pemiliknya dari negara mana? bahasanya apa?, ngirimnya gimana?. akhirnya hp kami charge dan dinyalakan.

alhamdulillah. ternyata hp milik orang indonesia, ketahuan dari bahasa, dan kartu operatornya. kami buka buka (tdk dipasword), foto, sms, dan nomer kontak yang sering dihubungi. dengan niat ikhlas, kami mulai searching satu persatu untuk menentukan contact mana yang akan dihubungi. ternyata pemiliknya orang jakarta, dan kebetulan masih satu daerah dengan tempat kerja saya. dan akhirnya hp pun dikembalikan dan sampai ketangan pemilihnya.

dalam logika saya setiap perbuatan baik tentu (insya allah) akan mendapatkan hal yang baik pula dari orang lain, minimal dengan harapan berbuat baik diatas, suatu saat saya juga akan ditolong, atau ketika kehilangan sesuatu barang tersebut dapat kembali, itu harapan saya.

enam bulan dari kejadian diatas mulailah musibah menimpa satu, hp milik saya jatuh entah dimana, hp kesayangan yang multifungsi dan semua fitur ada lenyap ditelan bumi. untuk hilangnya hp yang satu ini saya masih bisa ikhlas. datangnya dari allah dan akan kembali lagi ke allah (diambil).

tetapi satu bulan berselang satu lagi hp cdma saya jatuh dijalan. mulailah hati ini gundah. pikiran tidak ikhlas muncul, penjahat penjahat otak mulai memenuhi pikiran kami (setan). bayangkan saja dua hp hilang dalam dua bulan, satu bulan hilang satu, istripun mulai ngomel ngomel.

pikiran kotor sempat mampir dalam benak saya. hp yang ilang di arab saja bisa pulang tanpa ongkos, lha kok hp saya yang ilang dua duanya gak ada satupun ada yang berusaha untuk mengembalikan. apakah kalau saya menemukan barang orang lain lagi gak perlu dikembalikan??.

disinilah rasa keikhlasan hati kami diuji, ikhlas yang sebenarnya adalah ikhlas yang lillahita’ala, tanpa pamrih, tanpa harapan, tanpa imbalan, ikhlas yang karena allah swt. disinilah kami harus kembali menelaah ajaran agama yang kita pelajari, sejauh manakah rasa keikhlasan kita, dan sebarapa jauh kita telah menerapkan rasa keikhlasan ini dalam kehidupan sehari hari.

Komentar

  1. wah, cerita yang menarik sob... ikhlas memang tidaklah dibayar "tunai" di dunia ini.

    ditunggu kunjungan baliknya ya.

    http://islamypersona.blogspot.com/

    BalasHapus

Posting Komentar